Selasa, 24 April 2012 0 komentar

Hasil Diskusi Teknologi dan Pendidikan Kelompok 18



1. Apa yang bersinggungan dengan teknologi dan pendidikan setelah membaca buku psikologi pendidikan Santrock ?


Ruang lingkup teknologi:
Komputer, internet, proyektor, gadget, dan lain-lain.

Ruang lingkup pendidikan:
Murid, guru/dosen, sistem pengajaran, kurikulum, dan lain-lain.

Kesimpulan;
Persinggungannya adalah sebagai sarana pemerolehan informasi bagi murid-murid/mahasiswa (melalui internet, dan lain-lain) dan memfasilitasi proses belajar-mengajar. Teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, tetapi teknologi masih dipakai secara sederhana dan berubah dengan lamban. Namun, kini teknologi berubah secara dramatis.

Kami memandang ini sebagai proses yang akan berkesinambungan.



2. Perkembangan pengenalan komputer atau internet sesuai dengan standar grade yang ada dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia khususnya di Medan atau dilihat dari pengalaman ?


>Pra-taman Kanak-kanak Sampai Grade Dua:
Di Indonesia khususnya di Medan penggunaan internet pada ruang lingkup ini belum memenuhi standar internasional. Hanya sedikit yang memenuhi standar ini seperti TK berstandar internasional. Itupun belum berjalan dengan efektif. Karena mereka lebih tertarik di dunia games pada internet dari pada sarana edukasi yang ada di internet.

Namun menurut kelompok kami, ini bisa diarahkan ke arah yang lebih baik dengan pemberian edu games. Sedangkan pada tingkat SD awal umumnya di Medan sudah mulai diperkenalkan seperti pada mata pelajaran komputer.


>Grade 3 Sampai 5:
Di Indonesia khususnya di Medan sama seperti di atas hanya ditemukan sedikit sekolah yang memenuhi standar ini. Sekolah-sekolah tersebut yang memang menggunakan standar internasional yang sudah diakui.

Pada masa ini anak-anak di Medan sudah bisa mengakses sendiri namun di luar sekolah. Dan e-learning sepertinya masih sangat kurang diterapkan.


>Grade 6 Sampai 8:
Di Indonesia khususnya di Medan sama seperti di atas, anak-anak belum terlalu menggunakan internet/software untuk mengakses apa yang mereka inginkan. Karena mereka harus belajar cara mengoprasikan software tersebut. Sebagian menguasai dan sebagian yang lainnya hanya untuk hal-hal tertentu saja mereka mengaksesnya.


>Grade 9 Sampai 12:
Lumayan sudah berkembang pada beberapa sekolah dan anak-anak.


Kesimpulan:
Di Indonesia, memang masih sedikit ketinggalan dari standar Internasional. Hal ini disebabkan Indonesia masih terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan program pemerintah memberikan sumbangan komputer gratis pada beberapa sekolah dan pemasangan internet/WiFi di sekolah-sekolah.



3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?


Ubiquitous computing > Distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang personal > Prediksi ke masa depan > perangkat teknologi umum akan terkoneksi dengan internet > Komputer eksis di dunia manusia.

Keuntungan:
Dimanapun bisa mengakses internet.

Menurut sudut pandang kami, hal ini sangat bagus untuk perkembangan pendidikan sepanjang hal tersebut digunakan untuk hal-hal yang baik dan sesuai aturan. Selain itu, dunia memang menuntut kita untuk mengoprasikan teknologi.
0 komentar

Hasil Diskusi Psikologi Pendidikan

A.
Pertanyaan

3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?

Pendapat

Kelompok Clara, Lisdiana, Desima:
Lebih baik karena membantu untuk bersosialisasi dengan orang seluruh dunia, terbuka tidah tertutup/personal seperti sebelumnya.

Tanggapan

> Kelompok 8 = Resi, Nurhayani, Bang Irfan.
Contoh ubiquitous computing dalam cakupan pendidikan dan dunia ?
Jawaban:
E-learning, dan lain-lain.

> Kelompok 16 = Atika Mentari, Icfadila, Laili Isrami.
Tidak hanya komputer yang terkoneksi dengan internet. Tetapi yang lainnya bisa.

> Kelompok 15 = Roni, Siti Melisa, Nur Fajrina.
Tidak menjelaskan baik buruk. Masa depan » komputer.
- 1 komputer, banyak orang = kurang efektif.
- 1 komputer, 1 orang = kurang sosialisasi.
- Ubiquitous Computing = biaya murah untuk pendidikan dan yang lainnya.



B.
Pertanyaan

3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?

Pendapat

Kelompok Nisa Astarid, Angelia, Mentari, Edwin:
Memaksa untuk eksis melalui gadget untuk membantu dalam pembelajaran.

Tanggapan

> Kelompok 10 = Liandra, Merry, Friska.
Peranan dalam bidang pendidikan ?
Jawaban:
(+) WiFi untuk mengakses, seperti mencari jawaban pertanyaan saat persentase sebagai referensi tambahan.
(-) Mencontek jawaban ketika ujian atau kuis.

> Kelompok 6 = Kak Husna.
Apakah sekarang masih masa transisi ?
Jawaban:
Belum terlalu memanfaatkan ubiquitous computing.


Penjelasan Bu Dina:

Ubiquitous computing = kebanjiran informasi, sudah berjalan di belahan dunia lain.

Di Indonesia belum ubiquitous computing.



C.
Pertanyaan

2. Perkembangan pengenalan komputer atau internet sesuai dengan standar grade yang ada dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia khususnya di Medan atau dilihat dari pengalaman ?

Pendapat

Kelompok Gusti, Rifany, Mianty, Elda:
Sudah berkembang, dari pengenalan teknologi sejak SD. Seperti mencari jawaban dari tugas yang diberikan dari guru melalui internet.

Tanggapan

> Kelompok 12 = Ajeng, Cyntia Merilyn, Rachel.
Kurang pada pengaplikasiannya di sekolah. Contohnya, di SMA masih belajar Ms.Word.

> Kelompok 4 = Andhika, Agnes, Etika Manda, Cyntia Halim.
Dampak buruk internet.
Pengenalan internet terlalu dini.

> Kelompok 6 = Kak Husna.
Di buku dan di Medan sudah sesuai apa belum ?


Penjelasan Bu Dina:

Dampak parah = karena belajar tidak tuntas, tidak cukup kemampuan untuk memfilter.

Melek teknologi = mengetahui baik/buruknya teknologi, yang buruk di ignore.

Sekolah bertugas untuk membekali, problemnya adalah SDM yang tidak siap.

 
;