Sabtu, 02 Juni 2012 0 komentar

Saat Frustasi Orang Juga Tersenyum



Saat Frustasi Orang Juga Tersenyum


Amerika Serikat, Psikologi Zone – Sebuah penelitian baru menemukan bahwa saat orang frustasi, mereka biasa tersenyum. Apakah Anda termasuk salah satu dari mereka? Ihsan Hoque, seorang peneliti dari Massachussets Institute of Technology, merancang sebuah program komputer yang dapat mengungkapkan perbedaan antara senyum kesenangan atau senyum dari bentuk frustasi. 

Program tersebut dapat mengidentifikasi emosi penggunanya dan akan memberikan respon. Hasil penemuan ini diharapkan mampu membantu banyak tenaga profesional dalam memahami ekspresi orang autistik.
Penelitian ini diujicobakan oleh peneliti MIT Media Lab, para peserta diminta untuk mengeluarkan ekspresi kegembiraan atau frustasi, webcam kemudian akan merekam ekspresi mereka.
Pertama, para peserta diminta untuk mengikuti tes online yang dirancang untuk membuat mereka mengalami frustasi dan menonton video lucu untuk menciptakan respon kegembiraan.

Saat peserta diharuskan untuk pura-pura mengalami frustasi, 9 dari 10 peserta tidak tersenyum. Hal yang berbeda saat mereka benar-benar mengalami frustasi, sebanyak 90 persen dari mereka justru tersenyum.
“Penelitian ini mungkin menjadi awal pengetahuan untuk mengetahui hubungan senyuman dalam ekspresi emosi negatif. Ini menunjukkan pada kita bahwa tidak semua senyum bersifat positif,” papar Psikolog Prof Jeffrey Cohn, dari University of Pittsburgh, salah satu peneliti dalam studi tersebut, dikutip The Telegraph (28/5). (tgj/mba)

 Referensi
http://www.psikologizone.com/saat-frustasi-orang-juga-tersenyum/065116799
0 komentar

Kata-kata Mutiara

Seks edukasi diperlukan supaya usia biologis remaja sesuai dengan perkembangan psikoseksualnya. (Zoya Amirin, M.Psi)


Ketika ada kekeliruan terhadap anak, maka semua pihak harus berani menginteropeksi diri masing-masing. (Kak Seto)





0 komentar

Self-Regulated Learning Strategies & Motivation Strategies for Learning Questionnaire




Self-Regulated Learning Strategies (SRLS)

Strategi belajar (learning strategies) didasarkan pada strategi SRL Zimmerman's (1986) yang meliputi dua aspek, yakni aspek cognitive dan metacognitive pada proses belajar. Zimmerman (1989) mengidentifikasi 14 strategi SRL yang diperoleh dari teori kognitif sosial. Tujuan setiap strategi untuk meningkatkan regulasi diri pada siswa, yakni : a) berfungsi pada diri siswa (personal functioning), b) kinerja perilaku akademik siswa (academic behavioral performance), dan c) lingkungan pembelajaran di kelas (learning environment).
Sebagai contoh, strategi organizing and transforming, rehearsing and memorizing, goal setting and planning difokuskan pada mengoptimalkan regulasi pribadi siswa (personal regulation). Strategi self-evaluation dan self-consequences dirancang untuk meningkatkan fungsi perilaku siswa (behavioral functioning), dan strategi environmental structuring, seeking information, reviewing, dan seeking assistance dimaksudkan untuk mengoptimalkan lingkungan pembelajaran siswa di kelas (learning environment).
 
14 strategi meregulasi diri dalam belajar disingkat SRLS adalah :
  1. Self-evaluation (beberapa statemen yang menandakan adanya inisiatif siswa untuk mengevaluasi mutu atau kemajuan tentang apa yang dikerjakan mereka).
     
  2. Organizing and transforming (beberapa statemen yang menandakan adanya inisiatif siswa untuk mengorganisasi kembali materi pelajaran agar lebih mudah dan jelas memahaminya untuk meningkatkan belajar mereka).
     
  3. Goal-setting and planning (beberapa statemen yang menandakan bahwa siswa telah menentukan sasaran, sasaran antara, perencanaan yang bertahap, pemilihan waktu, menyusun semua kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pendidikan mereka).
     
  4. Seeking information (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk berusaha sungguh-sungguh mendapatkan semua informasi yang berkaitan dengan tugas mereka).
     
  5. Keeping records and monitoring (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk mengingat beberapa peristiwa atau hasil dari pekerjaan mereka).
     
  6. Environmental structuring (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk memilih atau menyusun tempat yang membuat belajar lebih mudah).
     
  7. Self-consequences (beberapa statemen yang menandakan siswa dapat mengatur diri atau berimajinasi akan mendapat penghargaan jika sukses dan hukuman jika gagal).
     
  8. Rehearsing and memorizing (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk menghafal materi pelajaran agar lebih mudah memahami dan jelas).
     
  9. Seeking social assistance (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk meminta bantuan kepada teman-teman,
     
  10. para guru,
     
  11. dan orang yang lebih tua.
     
  12. – 14 Reviewing records (beberapa statemen yang menandakan adanya usaha awal siswa untuk membaca kembali soal-soal ujian, catatan, atau buku teks dalam menghadapi ulangan atau ujian kenaikan kelas).
Motivation Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ)

MSLQ adalah instrumen dengan menggunakan skala Likert yang dirancang untuk menilai motivasi (motivation beliefs) dan penggunaan strategi belajar (learning strategies use) yang digunakan oleh siswa.
 
Skala motivasi beliefs meliputi tiga area :
  1. Value (goal orientasi intrinsik dan ekstrinsik, task value / nilai suatu tugas),
  2. Expectancy / pengharapan (control beliefs about learning / keyakinan dalam mengendalikan belajar , self-efficacy), dan
  3. Affect / pengaruh (test anxiety / uji ketertarikan).
Skala strategi belajar meliputi 9 subskala hasil ekstrak dari 14 strategi SRLS di atas, yakni :
  1. Strategi kognitif (cognitive strategies) : rehearsal (latihan), elaboration (pengembangan), organization (mengorganisasi), critical thinking (berpikir kritis),
  2. Strategi metakognitif (metacognitive strategies) : planning, monitoring, and regulating,
  3. Resource management / memanage sumber daya : managing time (memanage waktu) and study environment (lingkungan studi), effort management (memanage usaha), help-seeking (mencari bantuan).
Kombinasi antara subskala strategi metacognitive dan subskala effort management akan menghasilkan skala self-regulation (Pintrich & De Groot, 1990).
Selanjutnya Self regulated learning (SRL) merupakan konstruk (construct) dari penggunaan strategi kognitif (cognitive strategy use) dan skala self-regulation.
Kata kunci : SRL, SRLS, MSLQ
 
Referensi
 
0 komentar

Dokumen Proyek Mini


  












Ini lah hasil proyek mini kami yang kami laksanakan kurang lebih sebulan yang lalu di SMA N 11 MEDAN, wah ternyata enak sekali y? melakukan kegiatan seperti ini, hemmm jadi banyak pengalaman ni berkat mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan yang dicanangkan 
oleh ibu Filia Dina Anggaraeni



 
;