Tes hipotesis adalah cabang ilmu yang
berasal dari statistik inferensi yang mendata tentang jumlah dari sampel data yang menguji sebuah hipotesis nol
dan hipotesis nol juga dapat ditolak.
Pertanyaan ini termasuk pertanyaan kunci yang
dijawab dalam pengujian tes hipotesis :
·
Apakah
sebuah nilai dari sampel nilai statistik yang tidak mungkin cukup ( dengan
asumsi bahwa hipotesis nol adalah benar) untuk menolak hipotesis nol dan untuk
sementara menerima hipotesis alternatif?
contoh seorang peneliti melakukan sebuah
experimen untuk
membandingkan sebuah metode baru yang
(diberikan kepada grup experimental) untuk tidak konseling sama sekali (
kontrol grup).
Dalam penelitian ada 2 grup sangat berbeda sesudah tretmen,
peneliti mungkin menjadi mampu untuk menolak hipotesis nol (H0) dan
menerima hipotesis alternatif.
HIPOTESIS NOL & HIPOTESIS ALTERNATIF
Jadi hipotesis nol ditandai dengan H0.
Adapun pengertian Hipotesis nol itu adalah
hipotesis yang mengarahkan uji menggunakan teori probabilitas. Hipotesis nol
juga adalah hipotesis yang langsung teruji.
Hipotesis
alternative ditandai dengan H1. Hipotesis alternatif adalalah parameternya
populasi adalah beberapa nilai lain dari nilai yang dinyatakan oleh hipotesis
nol. Hipotesis alternatif berlawanan dengan H0 .
H0 dan H1 secara logika
bertentangan karena keduanya tidak dapat benar pada waktu yang bersamaan.
Harnet (1982) menjelaskan : bahwa H0
berkembang dari awal, dalam teori hipotesis yang mana hipotesis ini berhubungan
dengan sebuah teori tentang parameter populasi . H1 umumnya
ditentukan nilai parameter yang peneliti percaya itu berlaku.
Sebagai
contoh dibuat 2 kelompok : kelompok dengan metode pengajaran diskusi dan metode
pengajaran kuliah. Ada H0 dan H1 :
H0 : µD
= µL H1
: µD ≠µL
Ket : µD = simbol dari populasi mean kelompok
diskusi
µL = simbol dari populasi mean kelompok dosen
Hipotesis nol menyatakan
bahwa rata-rata performa dari murid-murid di kelas diskusi sama dengan
rata-rata performa dari murid-murid di kelas dosen. Hipotesis nol ini disebut
sebagai hipotesis tepat karena adanya tanda sama dengan (=). Sedangkan
hipotesis alternatif pernyataannya berlawanan dengan hipotesis nol dimana
hipotesis alternatif mengatakan bahwa populasi diskusi tidak sama dengan
populasi dosen.
Jadi poin penting dalam tes hipotesis, pertama H1
tidak pernah memasukkan tanda =. Kedua H1
ditandai dengan 3 tanda : ≠ , < , >. Ketiga H0
ditandai dengan tanda =, ≤ , ≥ dan persamaan selalu
bagian dari hipotesis nol.
HIPOTESIS ALTERNATIF DIRECTIONAL
& NON DIRECTIONAL
Para
peneliti membagi hipotesis alternatif kedalam 2 bagian :
Ø Hipotesis alternatif directional
Ø Hipotesis alternatif nondirectional
Hipotesis alternatif directional adalah sebuah hipotesis alternatif yang
terdiri dari
tanda lebih besar ( > ) atau tanda lebih kecil ( < ).
Sedangkan
hipotesis alternatif nondirectional adalah sebuah hipotesis alternatif yang
ditandai dengan tanda tidak sama dengan ( ≠ ).
Sebagai
contoh : hipotesis nol H0
: µD ≤ µL
Hipotesis alternatif H1 : µD > µL
Disitu
hipotesis alternatif bahwa mean populasi
kelompok diskusi lebih besar daripada mean populasi kelompok dosen.
Hipotesis nol juga berubah sehingga
semua mungkin hasil termasuk didalamnya 2 hipotesis.
Contoh
lain : H0 : µD ≥ µL
H1 : µD < µL
Hipotesis
alternatif menyatakan bahwa populasi grup diskusi lebih kecil dari populasi
grup dosen.
MEMERIKSA NILAI PROBABILITAS DAN
MEMBUAT KEPUTUSAN
Nilai probability adalah probabilitas
dari hasil penelitian kita atau bahkan lebih banyak hasil asumsi ekstrem yang hipotesis
nol nya adalah benar. peneliti menggunakan nilai probabilitas yang hasil
penelitiannya menentukan apakah nilai observasi dari sampel statistik adalah
mungkin atau tidak mungkin, asumsi bahwa hipotesis nol adalah benar.
Contoh, peneliti menetukan
siapa yang yang memiliki gaji tertinggi : laki-laki lulusan sarjana apa
perempuan lulusan sarjana.
Hipotesis nol H0 : µMales = µfemales
Hipotesis alternatif H1 : µMales ≠ µfemales
Di situ hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata gaji
laki-laki dengan rata-rata gaji perempuan sama dalam populasi mereka masing-masing.
Jika gaji untuk laki-laki
Rp 43.000 dan untuk perempuan Rp 27.000 didalam penelitian studi, nilai
probabilitasnya kecil karena perbedaannya besar dan tidak mungkin jika
hipoptesis nolnya adalah benar sehingga peneliti menolak hipotesis nol dan
memutuskan untuk menerima hipotesis alternatif. Jika peneliti menolak hipotesis
nol dan menerima hipotesis alternatif berarti peneliti telah melakukan Statiscally significant dimana artinya
peneliti mengklaim penemuan mereka adalah statiscally
significant ketika mereka tidak percaya hasil observasi mereka karena hanya
untuk kesempatan atau sampel error.
Dan sebaliknya jika gaji
untuk laki-laki Rp 33.000 dan untuk perempuan Rp 31.000 yang mana nilai
probabilitasnya besar maka peneliti akan gagal menolak hipotesis nol. Peneliti
juga mengklaim bahwa penemuan mereka tidak statiscally
significant ( contohnya observasi perbedaan antara 2 arti hanya mungkin
menajdi kesempatan fluktasi).
J Maka jawaban peneliti
mempertimbangkan nilai probabilitas yang lebih kecil atau sama dengan 0.5 akan
kecil dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,5 akan relatif besar.
Contohnya, asumsi nilai
probabilitas (di komputer SPSS) 0,3 ketika gaji laki-laki Rp 43.000 dan gaji
perempuan Rp 27.000. Karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,5 maka
para peneliti menolak hipotesis nol (H0 : µMales = µfemales ) dari 2 arti yang sama. Dan para
peneliti menerima hipotesis alternatif (H1 : µMales ≠ µfemales ) dari 2 arti yang berbeda. Dan
peneliti mengklaim bahwa 2 arti yang berbeda itu adalah statiscally significant.
Dan sebaliknya pada gaji
untuk laki-laki Rp 33.000 dan gaji pada perempuan Rp 31.000. Karena nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,5 maka peneliti gagal menolak hipotesis nol
(H0 : µMales = µfemales ) dari 2 arti yang sama. Disini
peneliti tidak mengklaim bahwa mean antara 2 populasi sama tetapi disini
peneliti mengklaim bahwa gagal untuk menolak hipotesis nol .
Jadi di sini peneliti mengklaim bahwa
perbedaan antara 2 arti yang berbeda tidak statiscally
significant.
0.5 adalah significant
level yang memutuskan apakah nilai
probabilitas kecil atau besar. Significant level adalah cutoff yang peneliti
gunakan untuk memutuskan ketika menolak H0 :
1.
Ketika probabilitas kecil dari pada sama
dengan signifikan level, peneliti menolak hipotesis nol
2.
Ketika probabilitas lebih besar
daripada sama dengan , maka peneliti gagal untuk menolak hipotesis nol
Signifikan level 0.5
artinya bahwa hasil observasi sampel terjadi hanya 5 % dari waktu atau kurang (
ketika hipotesis nol benar ) kemudian
peneliti akan membuat keputusan untuk
menolak nol hipotesis.
KEPUTUSAN MATRIKS
HIPOTESIS
Tahapan-tahapan dalam tes
hipotesis :
1. Daerah H0 dan H1
2. Atur signifikan level sebelum
penelitian ( paling banyak peneliti menggunakan 0.5 sebagai signifikan level.
Signifikan level juga disebut level alpha
atau alpha).
3. Perolehan nilai probabilitas
menggunakan SPSS
4. Bandingkan nilai probabilitas ke
signifikan level lalu buat keputusan statiscal
Tahapan 4 termasuk 2 aturan pembuatan
keputusan
Aturan 1 : jika
probabilitas ≤ 0,5 (signifikan level) maka menolak hipotesis nol dan
peneliti menemukan statiscally significant.
Aturan 2 : jika
probabilitas > 0,5 (signifikan level) maka gagal menolak hipotesis nol dan
penelitian tidak menemukan statiscally significant.
5. Tafsirkan hasil. Membuat sebuah
substantif dan menentukan keputusan yang significant.
3. kemungkinan hasil dalam hipotesis :
Status kebenaran dari H0
|
|||
H0
benar (tidak boleh ditolak )
|
H0
salah (boleh ditolak)
|
||
PENELITIAN
*
|
H0
gagal ditolak
|
Type
A
(Keputusan
benar)
|
Type
II eror
(negatif
salah)
|
H0
ditolak
|
Type
I eror
(
positif salah )
|
Type
B
(Keputusan
benar)
|
*ingat bahwa jika H0 benar, itu tidak
boleh ditolak, tetapi jika H0 salah maka ditolak. Masalahnya bahwa kamu tidak
akan tahu jika H0 benar atau salah. Kamu hanya mempunyai bukti probabilitas
yang diperoleh dari sampel data.
Type A keputusan benar terjadi ketika H0 benar
dan tidak boleh menolaknya. Type B keputusan benar terjadi ketika H0 salah dan
menolaknya. Peneliti berharap type B keputusan benar karena mereka berharap
menolak H0 dan menjadi mampu mengklaim bahwa mereka menemukan statiscally significant.
Type I eror terjadi
peneliti menolak HO yang benar. jika H0 benar maka dia tidak boleh ditolak.
Type I eror di sebut juga Positif salah karena peneliti salah menyimpulkan
bahwa ada hubungan populasi di dalamnya. Peneliti mengklaim statiscally significant eror. Type II
eror terjadi karena peneliti gagal menolak H0 yang salah. jika H0 salah maka dia boleh ditolak. Type II
eror disebut juga negatif salah karena peneliti salah menyimpulkan bahwa tidak
ada hubungan populasi di dalamnya.
MENGENDALIKAN RESIKO KESALAHAN
Kebanyakan dari peneliti
menggunakan significant level 0.5. Mengapa tidak menggunakan significant level
yang lebih kecil??? Misalnya 0.1.
Masalahnya dengan
menggunakan significant level yang lebih kecil bahwa type I eror dan type II
eror cenderung hubungannya menjadi terbalik. Ketika mengurangi kemungkinan dari
pembuatan type I eror, biasanya meningkatkan kemungkinan pembuatan type II eror.
Khususnya jika menggunakan significant level 0.1 daripada 0.5 kamu akan lebih
keras menolak H0. Ketika lebih keras menolak H0.
Jika kita mampu dalam menggunakan sampel yang besar maka terjadi
untuk memperoleh statistical significant (menolak H0), Karena deviasi kecil dari H0 kadang-kadang
ditemukan menjadi statiscally significant ketika sampelnya besar pada saat
digunakan.
Adapun contohnya yaitu
membandingkan 2 teknik membaca, dan 2 arti ternyata menjadi 86 dan 85 Perbedaan diantara 2 arti agak kecil dan
mungkin tidak pratically significant, perbadaan mungkin berakhir menjadi
statiscally significant jika kamu mempunyai nomor yang sangat besar dari orang-orang
dalam 2 kelompok. Kamu harus selalu
membuat keyakinan untuk menemukan practically significant dalam tambahan
statiscally significant.
Alat yang digunakn untuk
menentukan penemuan practically significant adalah indikator efek size yang
artinya pengukuran statistik dalam penguatan sebuah hubungan. Beberapa
indikator efek size oleh standarisasi efek size Cohen’s adalah kuadrat eta,
kuadrat omega, Cramer’s V dan kuadrat kofisien korelasi.
0 komentar:
Posting Komentar