Menurut Falasifatul Falah, dosen Psikologi Sosial Unissula Semarang
mengatakan, ada ketidakkonsistenan nilai pribadi pada generasi muda
dalam menanggapi perilaku ketidakjujuran dan pelanggaran amanah.
“Saya melontarkan pertanyaan secara anonim dan tertulis pada sekitar
60 mahasiswa yang menghadiri sebuah forum akademik, untuk mengetahui
bagaimana sikap mereka terhadap korupsi dan perilaku lain,” kata
Falasifatul Falah, Sabtu (24/3).
Hasilnya, mayoritas mahasiswa menilai bahwa korupsi merupakan
perilaku yang memalukan, namun tindakan menyuap polisi lalu lintas dan
saling menyontek di saat ujian adalah perbuatan lumrah.
“Walaupun secara metodologis belum bisa digeneralisasi. Sikap
mahasiswa itu merupakan potret dari ketidakkonsistenan nilai pribadi
mereka. Kontradiktif karena perilaku korupsi, menyuap polisi lalu
lintas, dan menyontek sama-sama merupakan manifestasi dari
ketidakjujuran dan pelanggaran amanah,” jelasnya.
Falasifatul Falah menduga banyak aktivis mahasiswa yang suka berdemo
tidak sepenuhnya mengharamkan perilaku menyontek saat ujian dalam
kehidupan akademik.
Tidak ada yang bisa menjamin mereka saat ada kesempatan melakukan
korupsi. Mengingat banyak contoh tokoh muda terkenal berani dengan
idealisme, namun loyo di dalam birokrasi.
Sebuah penelitian di negara berkembang menghasilkan bahwa individu
yang menganggap dirinya sebagai religius dan menilai korupsi adalah
dosa, tidak bisa mengelak dari perilaku dosa tersebut. Individu ini
melakukan konformitas, mengalah pada pengaruh sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
“Kebiasaan berjamaah harus dibuang jauh-jauh bila itu menyangkut hal
negatif seperti korupsi atau menyontek jawaban ujian,” tutur Falasifatul
Falah.
Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi yang bisa meredam budaya korupsi sejak masa anak-anak hingga dewasa kelak. Individu yang mampu membongkar budaya korupsi adalah memulai dari diri sendiri. (sm/mba).
Daftar Pustaka:
http://www.psikologizone.com/korupsi-itu-memalukan-menyontek-itu-lumrah/065115836
0 komentar:
Posting Komentar